Kepemimpinan Otentik

·

·

, ,
Jacinda Ardern

Jacinda Ardern adalah Perdana Menteri Selandia Baru yang terkenal dengan kepemimpinan otentik dan kebijakan progresifnya. Ardern dikenal dengan kepemimpinan yang jujur, transparan, dan empatik. Ia juga berhasil mengatasi pandemi COVID-19 dengan cepat dan efektif, sehingga Selandia Baru menjadi salah satu negara yang berhasil menekan penyebaran virus. Ardern juga membuat sejarah sebagai pemimpin dunia pertama yang membawa bayinya ke Sidang Umum PBB.

Masa Muda Jacinda Ardern

Jacinda Ardern lahir pada 26 Juli 1980 di Hamilton, Selandia Baru. Ayahnya, Ross Ardern, adalah seorang petinggi perusahaan dan ibunya, Laurell Ardern, adalah seorang guru. Ardern tumbuh di kota kecil Murupara dan kemudian pindah ke kota Waikato. Ia menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas Morrinsville dan kemudian melanjutkan studinya di Universitas Waikato, di mana ia lulus dengan gelar dalam bidang komunikasi.

Sejak kecil, Ardern telah menunjukkan minat pada politik dan kepedulian terhadap isu-isu sosial. Ia mengawali kariernya sebagai peneliti kebijakan politik setelah lulus kuliah, saat itu usianya masih 17 tahun. Kemudian ia bekerja sebagai staf dari Perdana Menteri Helen Clark. Ardern juga sempat ke London untuk bekerja sebagai penasihat kebijakan senior di unit kebijakan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair.

Menjadi PM di usia 37 tahun

Ia kemudian menjadi Presiden Federasi Pemuda Buruh Selandia Baru dan terpilih sebagai anggota parlemen pada tahun 2008 saat usianya masih 28 tahun, ia menjadi anggota parlemen termuda dalam sejarah politik Selandia Baru.

Pada tahun 2017, Ardern terpilih sebagai pemimpin Partai Buruh Selandia Baru, menggantikan Andrew Little. Ia kemudian memimpin Partai Buruh dalam pemilihan umum pada tahun yang sama dan berhasil membawa partainya meraih suara terbanyak. Ardern kemudian dilantik sebagai Perdana Menteri Selandia Baru pada tanggal 26 Oktober 2017, pada usia 37 tahun.

Sebagai Perdana Menteri, Ardern dikenal dengan kebijakan progresifnya, termasuk kesetaraan gender dan kebijakan lingkungan yang ambisius. Ia juga berhasil mengatasi pandemi COVID-19 dengan cepat dan efektif, sehingga Selandia Baru menjadi salah satu negara yang berhasil menekan penyebaran virus.

Tragedi Penembakan di Christchurch

Pada tanggal 15 Maret 2019, terjadi penembakan di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, yang menewaskan 51 orang dan melukai puluhan lainnya. Jacinda Ardern, sebagai Perdana Menteri, merespon tragedi ini dengan mengutuk serangan tersebut dan menyatakan bahwa itu adalah “hari terkelam” dalam sejarah Selandia Baru.

Ardern menunjukkan empati kepada keluarga korban dan komunitas Muslim, dan mengunjungi para korban di rumah sakit. Ardern juga menyatakan dukungan kepada komunitas Muslim dan menegaskan bahwa mereka adalah bagian dari Selandia Baru yang beragam.

Setelah itu Ardern menetapkan keamanan tingkat tinggi di seluruh negara dan meminta masyarakat untuk tetap waspada. Ia juga mengambil tindakan untuk melarang senjata api, dan memperketat undang-undang senjata di Selandia Baru.

Respons Ardern terhadap penembakan di Christchurch mendapat pengakuan dunia dan dianggap sebagai contoh kepemimpinan yang empatik dan tegas dalam menghadapi situasi yang sulit.

Dilantik menjadi Perdana Menteri untuk kedua kalinya

Pada pemilihan umum tahun 2020, Ardern memimpin Partai Buruh untuk memenangkan mandat memimpin kembali pemerintahan setelah unggul telak atas Partai Nasional. Ardern kembali dilantik sebagai Perdana Menteri pada tanggal 6 November 2020.

Pada tanggal 25 Januari 2023, Ardern mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Perdana Menteri Selandia Baru. Chris Hipkins kemudian dilantik sebagai perdana menteri baru pada tanggal 25 Januari 2023. Meskipun begitu, Ardern tetap dianggap sebagai salah satu pemimpin dunia yang paling berpengaruh dan inspiratif.

Kebijakan-kebijakan Progresif

Kebijakan-kebijakan Jacinda Ardern secara umum menitikberatkan pada keadilan sosial, isu keberlanjutan lingkungan, serta kesehatan masyarakat. Beberapa kebijakan progresif yang diambil oleh Jacinda Ardern selama menjabat sebagai Perdana Menteri Selandia Baru:

  1. Kebijakan Lingkungan: Ardern memiliki kebijakan lingkungan yang ambisius untuk mengatasi perubahan iklim, termasuk target nol emisi karbon pada tahun 2050 dan penghapusan penggunaan kantong plastik sekali pakai.
  2. Kebijakan Sosial: Ardern memperjuangkan kesejahteraan rakyat dengan kebijakan sosial yang progresif, termasuk program perumahan yang terjangkau dan meningkatkan akses kesehatan.
  3. Mengatasi Pandemi COVID-19: Ardern berhasil mengatasi pandemi COVID-19 dengan cepat dan efektif, sehingga Selandia Baru menjadi salah satu negara yang berhasil menekan penyebaran virus. Ardern mengambil kebijakan yang tegas dan transparan, termasuk lockdown nasional dan pengujian massal.
  4. Menyingkirkan Ekstrimisme: Ardern berjanji untuk menyingkirkan ekstrimisme keras dari negaranya dan telah mengambil tindakan untuk melakukannya, termasuk pelarangan senjata api (jenis semi-otomatis & assault rifle) setelah penembakan di Christchurch pada tahun 2019.

Gaya kepemimpinan Otentik

Jacinda Ardern dikaitkan dengan karakter kepemimpinan otentik karena Ardern menunjukkan karakteristik dan ciri-ciri kepemimpinan otentik dalam kepemimpinannya sebagai Perdana Menteri Selandia Baru.

Kepemimpinan otentik adalah pendekatan terhadap kepemimpinan yang menekankan pentingnya membangun legitimasi pemimpin melalui hubungan yang jujur dengan pengikut, yang menghargai masukan mereka, dan dibangun di atas landasan etika. Singkatnya Kepemimpinan otentik adalah gaya kepemimpinan yang menekankan pada kesadaran diri, kejujuran, dan keaslian.

Hasil studi mengenai kepemimpinan otentik menunjukkan bahwa proses terbentuknya kepemimpinan otentik merupakan proses belajar, bertumbuh dan berkembang dari si pemimpin tersebut. Dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai pemimpin, mereka juga mengembangkan pemahaman atas dirinya dan mengalami proses berdamai dengan dirinya. Sehingga terbentuklah otentisitas dirinya.

Perjalanan dan kiprah Jacinda Ardern semenjak remaja merupakan contoh dari proses pembangunan Otentisitas. Ardern dikenal idealis dan seringkali dianggap mengambil isu-isu yang tidak “seksi” dalam kampanye-nya seperti masalah warisan budaya dan isu lingkungan. Namun, hal ini justru membuat warga Selandia Baru menganggapnya sebagai kandidat PM yang menarik.

Pemimpin Otentik adalah pemimpin yang sudah selesai dengan dirinya, tidak memerlukan pencitraan-pencitraan dan memegang teguh serta menerapkan nilai-nilai positif yang diyakininya.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *